JENIS TANAMAN TRANSGENIK BIOTEKNOLOGI
Oleh : Ir. I Gusti Ayu
Maya Kurnia, MSi/PP Madya pada Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng
Transgenik terdiri
dari kata trans yang berarti pindah dan gen yang berarti pembawa sifat. Jadi
transgenik adalah memindahkan gen dari satu makhluk hidup kemakhluk hidup
lainnya, baik dari satu tanaman ketanaman lainnya, atau dari gen hewan ke
tanaman. Transgenik secara definisi adalah the use of gene manipulation
to permanently modify the cell or germ cells of organism (penggunaan
manipulasi gen untuk mengadakan perubahan yang tetap pada sel makhluk hidup).
Teknologi transgenik atau kloning juga dilakukan pada dunia peternakan, separti
domba dolly yang diambil dari gen sel ambing susu domba yang ditransplantasikan
ke sel telurnya sendiri. Pada ikan-ikan teleostei, menghasilkan ikan yang
resisten terhadap pembusukan dan penyakit.
Tanaman transgenik pertama kalinya dibuat tahun 1973 oleh
Herbert Boyer dan Stanley Cohen. Pada tahun 1988 telah ada sekitar 23 tanaman
transgenik, pada tahun 1989 terdapat 30 tanaman, pada tahun 1990 lebih dari 40
tanaman. Secara sederhana tanaman transgenik dibuat dengan cara mengambil gen-gen
tertentu yang baik pada makhluk hidup lain untuk disisipkan pada tanaman,
penyisipaan gen ini melalui suatu vector (perantara) yang biasanya menggukan
bakteri Agrobacterium tumefeciens untuk tanaman dikotil atau
partikel gen untuk tanaman monokotil, lalu diinokulasikan pada tanaman target
untuk menghasilkan tanaman yang dikehendaki. Tujuan dari pe-ngembangan tanaman
transgenik ini diantaranya adalah (1). menghambat pelunakan buah (pada tomat);
(2). tahan terhadap serangan insektisida, herbisida, virus; (3). meningkatkan
nilai gizi tanaman, dan (4). meningkatkan kemampuan tanaman untuk hidup pada
lahan yang ektrem seperti lahan kering, lahan keasaman tinggi dan lahan dengan
kadar garam yang tinggi.
Antara tahun 1996-2001 telah terjadi peningkat an yang sangat
dramatis dalam adopsi atau penanaman tanaman GMO (Genetically Modified
Organism) di seluruh dunia. Daerah penanaman global tanaman transgenik
meningkat dari sekitar 1,7 juta ha pada tahun 1996 menjadi 52,6 juta ha pada
tahun 2001. Peningkatan luas tanam GMO tersebut mengindikasikan semakin
banyaknya petani yang menanam tanaman ini baik di negara maju maupun di
negara berkembang. Sebagian besar tanaman transgenik ditanam di negara-negara
maju. Amerika Serikat sampai sekarang merupakan negara produsen terbesar di
dunia. Pada tahun 2001, sebanyak 68% atau 35,7 juta ha tanaman transgenik
ditanam di Amerika Serikat.
Sampai saat ini, kedelai merupakan produk GMO terbesar yaitu
33,3 juta ha atau sekitar 63% dari seluruh tanaman GMO. Kedelai tahan herbisida
banyak ditanam di AS, Argentina, Kanada, Meksiko, Rumania dan Uruguay. Jagung
merupakan tanaman GMO terbesar kedua yang ditanam yaitu seluas 9,8 juta ha
sedangkan luas tanaman kapas GMO yang ditanam adalah sekitar 6,8 juta ha .
Sifat yang terdapat dari tanaman GMO pada umumnya adalah resisten terhadap
herbisida, pestisida, hama serangga dan penyakit serta untuk meningkatkan nilai
gizi seperti yang terlihat di tabel di bawah ini.
No
|
Tujuan Rekayasa
Genetika
|
Contoh Tanaman
|
||||
1
|
Menghambat
pematangan dan pelunakan buah
|
Tomat
|
||||
2
|
Tahan terhadap
serangan insektisida
|
Tomat, kentang,
jagung
|
||||
3
|
Tahan terhadap
serangan ulat
|
Kapas
|
||||
4
|
Tahan terhadap
insekta dan virus
|
Kentang
|
||||
5
|
Tahan terhadap virus
|
Squash, Pepaya
|
||||
6
|
Tahan terhadap
insekta dan herbisida
|
Jagung, Padi, Kapas
dan Canola
|
||||
7
|
Toleran terhadap
herbisida
|
Kedelai, Canola,
Kapas, Jagung
|
||||
8
|
Perbaikan komposisi
nilai gizi
|
Canola (high laurate
oil), Kedelai (high oleid acid oil), Padi (high beta-carotene)
|
||||
|
|
|
||||
|
|
|
||||
|
|
|
||||
|
|
|
||||
|
|
|
||||
|
|
|
||||
|
|
|
||||
|
|
|
||||
|
|
|
||||
|
Dengan membiakkan Bacillus thuringiensis kemudian diekstrak dan dimurnikan, makan akan diperoleh insektisida biologis (biopestisida) dalam bentuk kristal. Tanaman tembakau untuk pertama kali merupakan tanaman transgenik pertama yang menggunakan gen BT toksin. Jagung juga telah direkayasa dengan menggunakan gen Bt toksin, tetapi diintegrasikan dengan plasmid bakteri Salmonella parathypi yang menghasilkan gen yang menonaktifkan ampisilin. Pada jagung juga direkayasa adanya resistensi herbisida dan resistensi insektisida sehingga tanaman transgenik jagung memiliki berbagai jenis resistensi hama tanaman. Gen Bt toksin juga direkayasa ke tanaman kapas, bahkan multiplegene dapat direkayasa genetika pada tanaman transgenik.
Toksin yang diproduksi dengan tanaman transgenik menjadi
nonaktif apabila terkena sinar matahahari, khususnya sinar ultraviolet. (c).
Tanaman Transgenik Resisten Penyakit dimana perkembangan yang signifikan
juga terjadi pada usaha untuk memproduksi tanaman transgenik yang bebas dari
serangan virus. Dengan memasukkan gen penyandi tanaman terselubung (coat
protein) Johnson grass mosaic poty virus (JGMV) ke dalam
suatu tanaman, diharapkan tanaman tersebut menjadi resisten apabila diserang
oleh virus yang bersangkutan. Potongan DNA dari JGMV, misalnya dari protein
terselubung dan protein nuclear inclusion body (Nib) mampu
diintegrasikan pada tanaman jagung dan diharapkan akan menghasilkan tanaman
transgenik yang bebas dari serangan virus. Virus JGMV menyerang beberapa
tanaman yang tergolong dalam famili Graminae seperti jagung
dan sorgum yang menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar. Gejala yang
ditimbulkan dapat diamati pada daun berupa mosaik, nekrosa atau kombinasi
keduanya. Akibat serangan virus ini, kerugian para petani menjadi sangat tinggi
atau bahkan tidak panen sama sekali.
Sumber :
https://lordbroken.wordpress.com/.../penggunaan-rekayasa-genetik